Ransang Kebangkitkan Ekonomi Bali, SMSI Gandeng Kemenparekraf RI Kuatkan Destinasi Desa Wisata

Rabu, 23 Februari 2022 08:40 WIB

Share
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI Vinsensius Jemadu, menyampaikan materi saat FGD di Museum Pustaka Lontar Desa Dukuh Penaban, Karangasem, Rabu (12/2). (FOTO/Ist)
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI Vinsensius Jemadu, menyampaikan materi saat FGD di Museum Pustaka Lontar Desa Dukuh Penaban, Karangasem, Rabu (12/2). (FOTO/Ist)

KARANGASEM, Bali.poskota.co.id

Potensi Desa Wisata, khususnya di Bali, kian menarik untuk dikembangkan. Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Provinsi Bali menggelar FGD (Forum Group Discussion) tentang Penguatan Destinasi Desa Wisata Bali di Museum Pustaka Lontar Desa Dukuh Penaban, Karangasem, Rabu (22/2). 

Dalam acara tersebut, hadir sekaligus sebagai narasumber FGD, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI Vinsensius Jemadu, Kadis Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem yang diwakili Ni Made Suradnyani selaku Kabid Destinasi dan Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem dan Praktisi Pariwisata yang juga anggota ASITA Bali I Kadek Darmayasa dan pemandu acara dialog Dewa Suta Sastra Dinata (Dewa Sastra).

Kegiatan FGD bertujuan untuk memajukan desa wisata di Bali, hal ini sejalan dengan visi misi Pemerintah Bali, sekaligus juga memberikan dorongan kepada pelaku pariwisata di Bali agar bisa bangkit di masa sulit pada era pandemi.

Dalam sambutannya Ketua SMSI Bali, Emanuel Dewata Oja menjelaskan, dipilihnya Desa Adat Dukuh Penaban, Karangasem menjadi tempat FGD merupakan dari hasil penelitian dari beberapa desa dan berdasarkan kajian.

"Desa Dukuh Penaban ini kami pilih sebagai tempat FGD setelah melalui kajian tim SMSI bahwa Desa ini sudah layak jadi Desa Wisata. Dengan hasil kajian itu kami ingin agar hasil dari FGD bisa menjadikan Desa Penaban ini ditetapkan menjadi Desa Wisata," jelas pria yang akrab disapa Edo tersebut.

Edo menambahkan, untuk menjadikan destinasi wisata menjadi dikenal bahkan banyak dikunjungi para wisatawan untuk promosinya diharapkan bekerjasama dengan media yang kredibel dan mainstream (arus utama) seperti 43 media online yang tergabung di dalam SMSI Bali.

Sedangkan untuk promosi di media sosial (medsos), pihaknya melihat banyak kerawanan yang bisa terjadi di sana karena tidak ada yang memfilter isu seperti halnya banyaknya ujaran kebencian, propaganda dan lebih banyak lagi isu-isu liar yang beredar di medsos. 

"Kalau promosi maupun isu ketika sudah di tangan media mainstream sudah pasti akan menjadi berita yang kredibel karena seorang jurnalis mainstream dalam membuat berita maupun promosi sesuai dengan fakta dan melalui proses verifikasi redaksi," jelasnya.

Tak hanya itu, Edo menambahkan di era pandemi pariwisata Bali sudah jelas menerima dampak yang besar, bahkan isu negatif yang beredar di luar negeri mengatakan bahwa Bali tidak becus menangani Covid-19. Sehingga pihaknya menilai, untuk memulihkan pariwisata Bali perlu perlawanan dengan isu dan kampanye positif yang peran utamanya harus dari media mainstream.

Halaman
Reporter: Admin Bali
Editor: Admin Bali
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler