RUTENG, Bali.poskota.co.id-
Belasan peserta seleksi calon perangkat Desa Ponggeok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menolak hasil penyaringan dan penjaringan oleh kepanitiaan. Mereka menemukan indikasi kecurangan dan nepotisme.
Disaksikan media ini, sedikitnya berjumlah sekitar sembilan orang calon perangkat desa Ponggeok mendatangi kantor desa di desa tersebut. Kehadiran mereka menanyakan prosedur yang digunakan oleh panitia Pilkades.
Sebanyak 10 poin tercantum tuntutan mereka, Salah satunya soal pendidikan terakhir. Dalam seleksi itu, berjumlah 20 peserta memperebutkan dua formasi, yaitu kasih pemerintahan dan kasi pelayanan.
Efodius Trinon, salah satu peserta calon perangkat kepada media ini menjelaskan bahwa seleksi perangkat di Desa Ponggeok syarat nepotisme dan tidak melalui mekanisme yang berlaku.
Ia menjelaskan bahwa berjumlah dua puluh orang peserta memperebutkan dua formasi yakni Kasi Pemerintahan dan Kasi Pelayanan. Saat tes lanjutnya berjumlah 15 orang berpendidikan sarjana dan 4 orang yang lulusan SMA.
"Saat Test Sarjana yang ikut sejumlah 15 orang, 4 orang yang SMA. yang Test di Kasi pemerintahan berjumlah 6 orang dan 1 orang diantaranya lulusan SMA. Sementara pada kasi pelayanan berjumlah 15 orang, 11 orang diantaranya lulusan sarjana dan 4 orang lainnya lulusan SMA. yang menjadi kejanggalan bagi kita saat ini yang lulus itu malah yang ijazanya paket C," terangnya kepada media ini saat ketemu dengan media ini di kantor Desa Ponggeok pada, Rabu (22/06/2022)
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sementara dalam variabel tambahan penilaian calon perangkat desa itu jelas yang lulusan paket C itu pointnya 5, SMA 10, Diploma 15 dan Sarjana 20 point. Dalam Test tersebut lanjutnya selain dari variabel penilaian pendidikan terakhir itu adalah Test Tertulis, wawancara dan uji kemahiran menggunakan komputer.
"Tadi kita tanya dengan kepala desa, faktor penilaian semacam apa yang dilakukan dalam seleksi perangkat ini yang bisa lulus orang yang berpendidikan paket C, sementara dari nilai variabel pendidikan yang paket C sangat rendah, lalu kalau soal komputer kita pastikan yang sarjana tidak dikalahkan," terangnya lanjut.
Sebelumnya Windentus Wangur, salah satu peserta ikut Test perangkat desa itu juga menyampaikan bahwa telah berembus kabar sejumlah peserta dipastikan lolos dan ternyata terbukti. Di antaranya keluarga kades dan kerabatnya.