Proyek 23 Miliar Lebih di Manggarai Diduga Dikerjakan Asal Jadi
Senin, 4 Juli 2022 10:19 WIB
RUTENG, Bali.poskota.co.id-
Proyek Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NT), diduga dikerjakan asal jadi. Pasalnya, proyek tersebut menggunakan material berkualitas buruk berupa pasir bercampur tanah.
Persoalan tersebut terjadi di proyek pembangunan gedung SDI Namut, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai.
Kepada media ini, Efridus Jerahi Warga setempat yang juga merupakan guru di SDI Wae Namut, mengungkapkan awalnya warga setempat melihat pekerja proyek menggunakan pasir bercampur tanah untuk plaster salah satu gedung yang sedang dibangun. Mendapat informasi itu, Efridus kemudian menyampaikan keluhan warga kepada Kepala Tukang.
"Saya sampaikan kepada Kepala Tukang agar pasir campur tanah itu tidak boleh dipakai. Sangat disayangkan kalau menggunakan pasir tak berkualitas, nanti struktur bangunganya cepat rusak," kata Efridus kepada media ini, Sabtu (02/07/2022).
Selain penggunaan pasir yang bercampur tanah, hal lain yang disampaikan oleh Efridus adalah cara pemasangan tiang besi. Biasanya, besi yang menjadi tiang bangunan ditanam ke dalam pondasi. Namun pada proyek ini, tiang besi hanya pasang di atas pondasi.
"Itu yang warga heran. Beda sekali dengan cara pembangunan gedung lain yang sering kita lihat. Apakah memang dalam rancangan atau gambarnya seperti ini? Apakah tiang tidak ditanam ini menjamin kualitas gedung?," tanya Efridus.
Ia kemudian meminta pihak terkait untuk melakukan pengecekan terhadap cara pembangunan gedung sekolah tersebut. Sehingga ketika terdapat ada kekeliruan dalam pengerjaan, segera melakukan perbaikan.
Media ini kemudian melakukan pemantauan langsung di lokasi, Benar bahwa, nampak tumpukan pasir yang bercampur tanah berwarna coklat kekuningan dengan volume sekira satu ret. Ada juga tumpukan lain dengan warna yang sama. Pada tumpukan tersebut tampak jenis akar-akar serabut yang menyerupai akar rumput. Para pekerja proyek terlihat mengambil pasir itu untuk dicampur dengan material lain. Selanjutnya campuran digunakan untuk plester bangunan.
Dijumpai di lokasi, Pegawai Pelaksana Lapangan, Jovi Kejuru menjelaskan bahwa benar ada pasir bercampur tanah. Pasir tersebut diantar oleh pengada pada malam hari. Saat itu Jovi tidak ada di lokasi proyek. Sementara yang menyaksikan pendropingan pasir adalah pekerja proyek. Jovi membatah, bahwa pasir tersebut digunakan untuk pembangunan gedung. Pasir tersebut kata dia, digunakan sebagai pengganti tanah urukkan ke dalam lapangan yang sedang dibangun.